Jumat, 10 Desember 2010

CELEMPUNG

Waditra tradisional ini dibuat dari ruas bambu dengan sembilunya sebagai senar. Kegunaan waditra ini adalah sebagai pengatur irama lagu dalam orkestrasi yang dinamakan Celempungan.
Adapun bahan yang digunakan berupa seruas bambu (misalnya awi gombong) ukuran diamater lebih kurang 20 cm, panjang lebih kurang 40 cm. Yang dijadikan muka, ditatah diratakan (maksudnya untuk membuang sembilu yang tidak dipergunakan sebagai senar). Bagian tengahnya dilubangi agar suara senar menggema dalam tabung. Adapun kedua senar tersebut diatur nada-nadanya, yaitu barang-galimber atau nada-nada lainnya yang dikehendaki si pembuat. Kedua senar itu dihubungkan dengan bambu berbentuk persegi panjang (5×3 cm), dan disebut sumbi atau lilidah yang dipasang tepat pada tengah permukaan atau diatas lubang. Disamping itu dilakukan pelubangan lebih kurang 10 cm, untuk mengatur getaran volume udara yang diatur oleh telapak tangan kiri. Di ujung pangkal muka celempung terbentang 2 kerat bambu (5×1 cm) untuk alat penegang senar, dinamakan tumpangsari atau inang.

* Ensiklopedi Sunda, 2000.
http://www.sundanet.com/?p=77&cpage=1#comment-34769

Tidak ada komentar:

Posting Komentar